Kompolnas Supervisi Penanganan Kasus Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 08 September 2018

Kompolnas Supervisi Penanganan Kasus Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba


Bregasnews.com - Fungsi pengawasan Kompolnas terhadap Polri diatur dalam Perpres No. 17 tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian Nasional. Mekanisme pengawasan ini dilakukan melalui pemantauan dan penilaian kinerja dan integritas anggota dan pejabat Polri.

Untuk itulah pada hari Rabu  tanggal 5 September 2018 Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi dengan didampingi Brigjend. Pol. Yehu Wangsajaya melaksanakan kunjungan kerja ke Polda Sumatera Utara untuk melaksanakan kegiatansupervisi dan gelar perkara penanganan kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba yang terjadi pada tanggal 18 Juni 2018 sekitar jam 17.15 wib.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penanganan hukum terhadap kejadian tersebut, apa saja yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Proses penyelidikan dan penyidikan itu memang tidak mudah karena perlu bukti - bukti pendukung yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Keterangan satu dengan yang lain harus ada kesesuaian dengan fakta - fakta di lapangan. Di sini perlu diterapkan apa yang disebut dengan Scientific Crime, khususnya Scientific Marine Accident Investigation. Ujar Dede Farhan.

Semua bertujuan untuk memberikan rasa keadilan pada semua pihak yang bertanggung jawab dengan kejadian tersebut, dan upaya – upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terulang-nya kejadian yang sama. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi semua tidak membuat lelah ketika suatu panggilan tugas bisa dilakukan dengan ikhlas.

Moda angkutan perairan menjadi salah satu sarana penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di sekitar dana toba, oleh karenanya aspek pengamanan dan keselamatan angkutan harus benar – benar diperhatikan oleh semua pihak. Termasuk masyarakat itu sendiri. Modal berani saja tidak cukup, karena satu nyawa saja yang meninggal tidak bisa dinilai dengan uang berapapun. Oleh karena itu diperlukan kesadaran kolektif agar semua peduli dengan faktor keselamatan. Terapkan Safety Management System. No compromise with safety. Basically accident can be prevented. Urai Dede Farhan mantan Refresentative Safety Auditor ini bersemangat.

Pada pertemuan di Polda, setelah Tim Kompolnas diterima oleh Kapolda Sumatera Utara dan jajaran pejabat utamanya, langsung dilakukan bedah kasus atau gelar perkara. Gelar perkara dihadiri oleh Irwasda Polda Sumut dan jajaran Penyidik dari Ditreskrimum, Propam dan Polair. Sejauh ini penanganan kasusnya masih on the right track, uangkap Dede Farhan.

Pada kesempatan tersebut, Dede Farhan juga berkesempatan berbagi ilmu dan pengalaman terkait teknik dan metode investigasi kecelakaan. Berbagai landasan teori dijelaskan untuk membantu dalam pengembangan penyelidikan dan penyidikan. Mulai SHELL Model, Dirty Dozen, Iceberg Model dan lain - lain. Dengan rinci Dede memberi tentang perlunya pendalaman penyelidikan, mulai dari pemeriksaan dokumen - dokumen, baik dokumen kapal maupun dokumen orang (nahkoda), dokumen periodical inspection, dokumen kelengkapan alat keselamatan seperti pelampung, dan lain - lain.

Begitupun terkait kondisi kapal dan instrumen lainnya. Beban maksimal orang dan barang yang diizinkan, dokumen kapal dan prosedur pengoperasiannya. Lalu kondisi cuaca saat itu. Dasar penerbitan surat jalan. Pemeriksaan daftar manifes, dan sebagainya. Jelas Dede Farhan.

Adapun terkait dengan aspek hukumnya, Dede mengatakan bahwa  sementara ini sudah ada 5 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, dan mungkin akan bertambah jika ditemukan fakta - fakta baru yang mendukungnya. Proses lidik sidik masih berjalan. Beri ruang waktu yang cukup bagi penyidik untuk menyelesaikan tugasnya secara profesional. Ujar Dede Farhan mengakhiri percakapan.(ts)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman