Prosedur Test Engine dan Pengukuran Vibrasi - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 22 Juli 2021

Prosedur Test Engine dan Pengukuran Vibrasi



Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pemerhati Teknologi)


Bregasnews.com - Tahap-tahap yang dilakukan pada pengetesan engine adalah tahap prepapration, tahan engine on-test dan tahap depreparation. Preparation adalah tahap di mana engine dipasang ke test-bed kemudian memasang dan menghubungkan perlengkapan-perlengkapan pendukung yang dibutuhkan dalam pengetesan engine.

Adapun langkah yang termasuk dalam langkah preparation adalah :

1. Menginstall gas producer dan power turbine ke skid.

2. Melakukan alignment power turbine dengan dynamometer.

3. Menginstall air system.

4. Menginstall line fuel system yang meliputi torch fuel, drain fuel dan fuel pressure.

5. Menginstall line oil system.

6. Menginstall vibration pick-up.

7. Menginstall sensor temperature.

8. Menginstall sensor speed.

9. Membuka valve shop air dan fuel.

10. Melengkapi test cell document paper.


Jadi salah satu faktor yang akan diukur dalam proses test engine adalah mengukur vibrasi yang terjadi atau yang ditimbulkan saat engine dioperasikan. Vibrasi menjadi suatu permasalahan apabila tingkat vibrasi yang terjadi pada engine besarnya melewati batas yang ditentukan, karena akan menyebabkan : Rusaknya komponen-komponen mesin, pendeknya usia mesin dan gangguan kenyamanan operator. Selain hal tersebut, tingkat vibrasi yang terjadi mempunyai dampak yang tinggi yaitu mengakibatkan turunnya performa engine. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meminimalkan vibrasi. Vibrasi dapat diminimalkan di antaranya dengan melakukan balancing pada bagian rotor, alignment dan melakukan proses assembly dengan benar.


Pada pelaksanaan engine run-test, vibrasi yang terjadi selalu dipantau untuk mengetahui apakah besarnya vibrasi memasuki batasan-batasan yang ditentukan oleh OEM. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengukuran yang presisi dan akurat untuk mendapatkan data-data vibrasi. Besarnya vibrasi akan dibandingkan dengan referensi data vibrasi dari OEM. Data-data vibrasi yang diperoleh melaui engine run-test tersebut akan dipergunakan untuk mengevaluasi sumber penyebab vibrasi dan rekomendasi tindakan-tindakan untuk meminimalkan vibrasi. Transducer vibrasi memantau sinyal vibrasi dan menkonversikannya dalam besaran listrik. Kemudian input sinyal vibrasi disimpan dalam data storage, sekaligus dilakukan pengolahan sinyal atau signal conditioning. Intinya, signal conditioning terdiri atas peralatan-peralatan konversi signal-signal AC (frekuensi) menjadi tegangan DC, amplifier, filter dan konversi servo menjadi tegangan DC.


Multiplexer alat ini terdiri dari sebuah A/D converter untuk mengkonversi signal-signal analog menjadi data digital, yang kemudian diteruskan ke processing subsystem. Kemudian untuk pemilihan channel signal yang akan masuk ke A/D converter, maka digunakan multiplexer analog berkecepatan tinggi. Oleh komputer, data-data yang telah diubah menjadi data digital akan diolah oleh komputer sesuai dengan software yang tersedia. Hasilnya akan ditampilkan dalam display atau berupa hasil print. Display ini digunakan untuk menampilkan signal data/vibrasi, yang diperlukan selama proses tes. 


Signal vibrasi ditampilkan dengan menggunakan paket program WAVEPAK, yaitu suatu paket program yang difungsikan sebagai FFT signal analyzer yang menampilkan dan menganalisa data vibrasi. Data dapat disimpan untuk digunakan pada waktu lain. Di samping itu sinyal vibrasi dapat ditampilkan dengan menggunakan paket software dari OROS yang juga termasuk di dalam program wavepak. Dengan software OROS ini, kita dapat menganalisa data vibrasi engine dengan lebih kompleks. Data-data vibrasi yang telah diolah oleh komputer inilah yang selanjutnya akan dianalisis oleh vibration analyzer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman