Bregasnews.com - “ Dalam kegiatan empiriknya setiap manusia pasti memerlukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya. Idealnya setiap interaksi akan membawa implikasi positif bagi semua pihak yang terkait, namun dalam prakteknya tidak sesederhana itu. Hal tersebut diantaranya akan dipengaruhi oleh KEPRIBADIAN dari setiap interaksi manusianya. Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki karakter dan ragam kepribadian yang berbeda serta unik. Wujud dari keragaman kepribadian tersebut, bisa termanifestasikan dalam sikap, perilaku, tutur kata, pola pandang, persepsi, kegemaran dan lain sebagainya yang akan berbeda-beda “, ujar Pemerhati Psikologi Dede Farhan Aulawi di Sukabumi, Rabu (13/9).
Hal tersebut ia sampaikan dalam obrolan santai sambil menikmati deburan ombak di sekitar kawasan Samedera Beach Hotel pantai Pelabuhan Ratu. Menurutnya, secara umum, kepribadian berasal dari bahasa Inggris yang berarti persona. Secara psikologis, kepribadian merujuk pada entitas diri yang terorganisasi, permanen, dan secara subjektif dipersepsi dari pengalaman hidup seseorang. Namun, seiring berjalannya waktu orang yang memiliki kepribadian akan berubah mengikuti lingkungan, pengetahuan dan wawasannya serta jam terbang pergaulan.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa kepribadian bukan sesuatu yang pasti, mutlak dan kokoh, karena kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam beberapa hal bisa berupa dan dalam beberapa hal mungkin akan tetap. Faktor – faktor yang mempengaruhinya adalah masalah genetik (biologis), lingkungan, kebudayaan dan pengalaman. Faktor genetika keturunan bisa mempengaruhi dalam membentuk karakter persona yang unik pada setiap orang.
Perlu diketahui juga bahwa jika merujuk pada filsuf Yunani yang bernama Hippocrates-Galenus, dia telah membagi kepribadian menjadi 4 kelompok besar, yaitu Sanguin, Kolerais, Melankolis dan Plegmentis. Tipe sanguin umumnya memiliki sifat kekanak-kanakan dan egois. Namun, mereka sangat mudah bergaul di berbagai kondisi lingkungan. Tipe ini juga sering kesulitan dalam berkonsentrasi terhadap suatu hal, pelupa, sering terlambat, dan membesar-besarkan hal-hal yang kecil. Ia juga sangat suka tampil di dalam sebuah kelompok.
Sementara tipe Koleris memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin yang andal. Mereka mampu mengambil keputusan dengan mudah dan teliti serta memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya karena merupakan pekerja keras. Selain itu, mereka sangat menyukai kebebasan sehingga agak sulit untuk diatur. Mereka juga sangat suka memerintah dan tak mau mengalah. Ditambah, mereka mudah terpancing emosi serta kurang sabar terhadap suatu hal.
Kemudian tipe Melankolis umumnya sangat analitis, perfeksionis, memiliki sifat mandiri, suka memperhatikan orang lain, tetapi tidak suka diperhatikan. Mereka sangat serius, analitik, sensitif, serta rela berkorban. Melankolis juga sangat menyukai sebuah proses dibandingkan tujuan. Mereka umumnya kurang mampu bersosialisasi dengan baik. Namun, mereka sangat berbakat untuk menjadi seorang pengusaha.
Adapun tipe Plegmatis sangat cinta damai dan netral terhadap hal apa pun. Mereka tidak akan berada di kubu yang sedang berkonflik. Lebih senang menjadi seorang pendengar yang baik dibandingkan pencerita. Mereka umumnya memiliki selera humor yang baik walaupun sering melontarkan ucapan sarkastik. Tipe yang tak suka dipaksa, tetapi sangat antusias terhadap hal-hal yang baru.
Tipe yang manakah kepribadian kita ? Masihkan akan bertahan dengan kepribadian tersebut atau akan berubah ? Atau mungkin perlu mengkombinasikan beberapa kepribadian yang positif. Masalahnya ketika sudah menjadi kebiasaan maka perubahan itu tidak mudah. Butuh waktu yang cukup dan harus terus diingatkan. Apalagi kalau orang tersebut sudah ‘keukeuh’ dengan sikap kepribadiannya, akan tetapi selalu ada kesempatan untuk berubah jika memang mau berubah.
Sementara itu kalau mempelajari lebih dalam tentang dampak dari kepribadian yang dimiliki terhadap profesionalitas dalam bekerja, ternyata memiliki korelasi positif. Artinya bahwa ada pengaruh dari kepribadian terhadap profesionalitas kerja. Menurut Jhon Holland, ada 6 tipe kepribadian dalam bekerja.
Pertama tipe Realistis, yaitu orang yang sangat suka bekerja dengan objek yang konkret. Namun, mereka menghindari pekerjaan sosial karena mereka sangat menyukai hal praktis, realistis, dan mekanis. Kedua tipe Investigatif, yaitu sangat gemar memecahkan masalah dan menggunakan logikanya. Tipe ini sangat suka bekerja dengan beragam data-data. Ketiga tipe Artistik, yaitu sangat suka hal-hal yang berbau seni dan sastra. Mereka juga mampu memecahkan permasalahan karena kekuatan intuisi yang sangat kuat.
Keempat adalah tipe Sosial, yaitu sangat suka bekerja dengan mengedepankan interaksi dengan manusia. Mereka umumnya tidak suka bekerja dengan mesin-mesin atau binatang. Kelima tipe Aktif, yaitu sangat menghindari pekerjaan yang melakukan observasi mendalam. Umunya tipe ini sangat suka berwiraswasta. Kemudian keenam adalah tipe Konvensional, yaitu sangat suka bekerja dengan angka, berkas, dan hal-hal yang teratur serta monoton. Mereka sangat tidak suka jenis pekerjaan yang tidak jelas alurnya atau dinamis.
“ Itulah sedikit gambaran yang terkait dengan KEPRIBADIAN manusia. Meskipun mungkin masih sangat sedikit, tetapi setidaknya bisa memberikan gambaran terhadap kepribadian. Bisa mengenalinya dan mungkin ada keinginan untuk berubah. Kepribadian positif harus dipertahankan. Hal – hal yang kurang disukai dalam dinamika pergaulan sosial tentu harus dirubah, misalnya orang yang suka ngomongin orang lain, marah – marah, tidak tepat waktu, malas dalam bekerjasama, dan sebagainya “, pungkas Dede.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar