Bregasnews.com - “ Sebagai organisasi Pegiat Pariwisata yang konsisten dengan komitmen dan program – programnya, Prawita GENPPARI terus aktif mengedukasi warga desa untuk berperan aktif mengoptimalkan potensi wisata yang ada di desa dengan keunggulan komparatif dan kompetitifnya masing – masing. Di samping itu, juga dikenalkan konsep dasar Green Leadership untuk bisa dipahami oleh para pemimpin di tingkat desa dan kampung, mulai dari Kepala Desa sampai RW / RT, bahkan para peimpin informal lainnya yang ada di desa. Hal ini ditekankan guna mengingatkan pentingnya pelestarian alam dan lingkungan hidup dalam setiap pengembangan pembangunan, termasuk pembangunan destinasi wisata desa. Hal ini yang selalu diingatkan sejak 4 tahun yang lalu agar para pemimpin formal dan infromal bersatu padu menjaga kelestarian dan pemulihan alam “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI di Tasikmalaya, Minggu (24/3).
Menurutnya, kewajiban untuk memulih dan menjaga kelestarian alam memang berada di pundak seluruh warga negara, namun demikian para pemimpin lokal bisa menginisiasi dan mendorong gerakan tersebut secara masif berbasis gotong royong sehingga setiap warga bisa berpartisipasi dalam melahirkan inovasi dan kreatifitas dalam pelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup. Hal ini mungkin dinilai tindakan kecil, namun sifatnya sangat strategis buat kelangsungan dan masa depan umat manusia. Di tengah – tengah egoisme dan materialisme yang melanda umat manusia, semangat gotong royong menjadi sesuatu yang masih sangat relevan untuk pembangunan masa depan bangsa.
Pada kesempatan ini, Dede menjelaskan beberapa program nyata mulai dari yang paling sederhana untuk bisa dilakukan, misalnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, melakukan reboisasi untuk penghijauan di lahan gundul, pembibitan tanaman produktif, pengembangan kawasan wisata berwawasn lingkungan (green tourism), dan lain – lain. Semua ini pada akhirnya akan bermuara pada lahirnya kesadaran kolektif untuk memulihkan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Disinilah nilai – nilai dan sosialisasi Green Leadership menjadi sangat penting agar memiliki kesamaan persepsi dalam menciptakan perspektif keadilan sosial dan ekologi, sehingga dapat membentuk pemimpin lokal yang punya perspektif green dan keberpihakan nyata bagi penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan konsep dasar Green Leadership pada hakikatnya adalah kepemimpinan berwawasan lingkungan, dimana membutuhkan partisipasi dari semua warga negara dan para pemimpin setempat diharapkan dapat menginspirasi dan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan upaya – upaya nyata pelestarian alam. Jadi Green leadership adalah kemampuan dari seorang individu pemimpin dalam menentukan kebijakan yang pro lingkungan dan dapat memengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasi untuk mendukung kebijakan pro lingkungan tersebut. Kualitas lingkungan akan menentukan masa depan, karena akan berdampak terhadap kualitas hidup manusia, seperti ekonomi, ketahanan pangan, dan lainnya.
“ Masyarakat desa bisa menjadi kontributor nyata dan terlibat langsung dalam aksi nyata upaya pelestarian lingkungan, dan dapat bergerak bersama-sama menjadi ecopreneur, menerapkan konsep sirkular ekonomi, serta dapat mendorong upaya pengelolaan sampah dan limbah berkelanjutan. Selain itu, dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, warga desa bisa bergerak serempak dengan penuh kesadaran untuk melakukannya. Namun demikian, menggugah kesadaran masyarakat kota pun sebenarnya tidak kalah pentingnya. Apalagi kualitas udara perkotaan yang semakin memburuk, seyogiyanya menggugah kesadaran para pemimpin setempat untuk aktif menggerakan warganya agar berpartisipasi mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan hijau “, tambahnya.
Termasuk anak – anak muda, khususnya generasi milenial bisa dilibatkan dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan, membuat dan menyebarkan konten atau opini positif dan konstruktif di media sosial yang mendukung pelestarian alam dan lingkungan, serta proaktif melakukan kampanye dan sosialisasi langsung di lingkungan sekolah, organisasi atau masyarakat. Apalagi di wilayah yang sering mengalami kebakaran hutan (karhutla), partisipasi masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan karhutla tersebut.
“ Itulah sebabnya saat ini juga lagi tren pemberian penghargaan Green Leadership kepada para pemimpin yang memiliki komitmen dan inisiatif nyata dalam mewujudkan kelestraial lingkungan. Pemberian penghargaan tersebut hakikatnya adalah sebuah simbol dan pesan agar para pemimpin lainnya sama – sama berwawasan lingkungan, proaktif, penuh inisiatif dan kreatif terhadap kepentingan orang banyak dan alam sekitar agar tetap lestari. Salah satu bentuk konkrit bisa dilihat dari kebijakan dalam melakukan revitalisasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah menuju Sanitary Landfill. Sanitary Landfill merupakan model pengelolaan yang terbaik, dengan mengedepankan aspek lingkungan yang melaksanakan pengelolaan sampah secara terencana dan dilakukan pengerukan dalam durasi yang intens “, pungkasnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar