Oleh : Dede Farhan Aulawi
Setiap manusia memiliki tujuan hidup yang berbeda. Ada yang mengejar kekayaan, jabatan, popularitas, atau sekadar kenyamanan pribadi. Namun, di antara semua tujuan itu, ada satu nilai yang abadi dan luhur, yaitu menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Ungkapan ini menggambarkan makna sejati kemanusiaan bahwa ukuran terbaik bukan terletak pada harta, pangkat, atau kecerdasan, melainkan pada seberapa besar kebaikan yang kita tebarkan untuk orang lain.
Menjadi manusia yang bermanfaat bukan berarti harus memiliki kekayaan besar atau kedudukan tinggi. Kebaikan bisa dimulai dari hal kecil, seperti memberi senyum, menolong tetangga, berbagi ilmu, atau sekadar mendengarkan orang yang sedang sedih.
Tindakan-tindakan sederhana itu mungkin tampak sepele, tetapi dapat memberi dampak besar bagi orang lain. Dunia menjadi lebih damai bukan karena kekuatan, melainkan karena kepedulian dan empati.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, nilai kemanusiaan sering kali terpinggirkan. Banyak orang sibuk mengejar kesuksesan pribadi hingga lupa bahwa hidup ini sejatinya saling bergantung. Manusia yang terbaik adalah mereka yang mampu mengimbangi pencapaian pribadi dengan kontribusi sosial. Ilmuwan yang menemukan obat untuk penyakit langka, guru yang dengan sabar mendidik generasi muda, atau petani yang menanam demi memberi makan banyak orang, semuanya adalah wujud nyata manusia yang bermanfaat.
Kebaikan juga menciptakan warisan yang tak lekang oleh waktu. Harta bisa habis, jabatan bisa hilang, tetapi manfaat yang kita berikan akan terus hidup dalam ingatan dan kebaikan orang lain. Ketika manusia menolong sesama dengan tulus, ia sesungguhnya sedang menolong dirinya sendiri, menumbuhkan kedamaian batin dan makna hidup yang sejati.
Dengan demikian, manusia terbaik bukanlah yang hidup untuk dirinya sendiri, melainkan yang keberadaannya memberi arti bagi orang lain. Dunia yang penuh masalah ini membutuhkan lebih banyak manusia yang berpikir dan bertindak untuk kebaikan bersama. Karena pada akhirnya, ukuran tertinggi kemanusiaan bukanlah seberapa banyak kita memiliki, tetapi seberapa besar kita memberi.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar