Dede Farhan Aulawi Beri Motivasi Profesi di STKINDO Wirautama Bandung - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 13 Desember 2022

Dede Farhan Aulawi Beri Motivasi Profesi di STKINDO Wirautama Bandung



Bregasnews.com - “ Pelayanan kesehatan di dunia saat ini berusaha untuk menerapkan konsep holistik, yaitu suatu pendekatan yang memandang manusia secara keseluruhan, baik pikiran, status emosi, gaya hidup, fisik, dan lingkungan sosialnya. Konsep holistik ini seharusnya dapat dipahami dan diaplikasikan oleh praktisi kesehatan, baik bidang kedokteran maupun keperawatan. Dunia kedokteran memandang holistik sebagai suatu upaya pengobatan yang menggabungkan antara western / conventional medicine dan eastern medicine seperti complementary and alternative medicine (CAM). Sedangkan keperawatan memandang klien secara keseluruhan, meliputi aspek psiko-sosio-kultural dan spiritual. Dengan demikian tantangan dunia kesehatan adalah harus mampu melahirkan tenapa medis yang memiliki keterampilan klinis (clinical skill), keterampilan komunikasi medis (medical communication skill), dan keterampilan spiritual (spiritual care skill) “, ungkap Motivator Dede Farhan Aulawi di Bandung, Sabtu (10/12).


Hal tersebut ia sampaikan saat memenuhi undangan sebagai Motivator di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia (STKINDO) Wirautama, Ciparay kabupaten Bandung. Pada kesempatan tersebut ia banyak menekankan pentingnya menanamkan semangat belajar agar bisa menjadi mahasiswa yang berprestasi. Targetnya jangan hanya asal lulus kuliah saja, tetapi harus menanamkan nilai – nilai untuk menjadi yang terbaik. Disamping itu, ia pun mengamanatkan agar menjadi mahasiswa yang memiliki etika dan akhlaq yang baik. Hormat kepada orang tua, baik orang tua kandung maupun orang tua di kampus yaitu para dosen, serta hormat kepada orang – orang kecil yang ditemui baik di jalan, rumah maupun lingkungan.


Dengan gaya orasinya yang khas, Dede mampu memukau sekitar 430 mahasiswa dari prodi ilmu kebidanan dan prodi ilmu keperawatan. Seluruh mahasiswa tampak begitu antusias mendengarkan pencerahan dan nasihat – nasihatnya. Apalagi nasihat – nasihat yang diberikan tersebut, merupakan bagian dari pengalaman sejarah perjalanan hidupnya. Secara lugas dan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, sesekali Dede menyelipkan guyonan sehingga para mahasiswa pun begitu hening dalam tawa dan air mata kesyahduan.


Menurutnya selain dokter, tenaga medis lain yang tak kalah penting perannya adalah perawat. Tugas perawat berkontribusi besar dalam merawat pasien dan membantu dokter. Apalagi jika merujuk pada UU No. 38 Tahun 2014 tentang keperawatan, perawat adalah orang yang telah selesai menempuh pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri. Menurut American Association of Colleges of Nursing, terdapat nilai-nilai profesionalisme yang harus diterapkan perawat antara lain altruism, autonomy, human dignity, dan integrity. Tugasnya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, keluarga, ataupun masyarakat, dan bertanggung jawab atas peningkatan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pencegahan penyakit.


Aspek Clinical skill yang harus dimilikinya adalah mampu Memberikan Asuhan Keperawatan, yaitu rangkaian interaksi antara perawat dengan pasien dan lingkungannya, dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien, misalnya merapikan tempat tidur, memindahkan pasien berjalan menuju kursi, mengatur posisi berbaring pasien, mengukur suhu tubuh, memandikan pasien, mengganti balutan luka, memberikan kompres, memberikan obat menurut jadwal yang diatur dokter, dan mengambil darah untuk pemeriksaan penunjang. Selain itu ia juga harus mampu menjadi Penyuluh dan Konselor bagi Pasien, melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya, mampu melayani dalam keadaan terbatas, dan memberikan Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat.


Sementara itu bagi seorang Bidan, kompetensi yang harus dimilikinya dalam memberikan asuhan secara aman dan bertanggung jawab adalah harus memiliki standar kompetensi. Standar kompetensi bidan sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesi bidan kepada individu, keluarga dan masyarakat secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan praktiknya.


Adapun keterampilan yang harus dimilikinya adalah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan, Pencegahan Infeksi, Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi, Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit, Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi, Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri, Pemenuhan Kebutuhan Mekanika Tubuh, Postur, Posisi, Ambulasi dan Mobilitas. Selain itu ia juga harus mampu dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur, Pemenuhan Kebutuhan Psikososial Dan Rasa Nyaman, Persiapan Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Prosedur Pemberian Obat dalam Praktik Kebidanan, Perawatan Bedah Kebidanan, dan Asuhan pada Pasien dengan Masalah Kehilangan dan Kematian.


“ Disamping keterampilan medis di atas, mereka pun harus terus mengasah keterampilan komunikasi medisnya karena keterampilan komunikasi medis ini sesungguhnya bagian yang tidak terpisahkan dalam pelayanan kesehatan. Kemudian mereka juga harus mampu dalam keterampilan spiritual care, karena pasien juga manusia yang tentu membutuhkan dukungan spiritual yang bisa menenangkan dan menenteramkan jiwanya “, pungkas Dede.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman