Bregasnews.com - “ Prawita GENPPARI terus mengepakan sayap dalam pengembangan organisasi di berbagai wilayah di tanah air. Setelah sebelumnya menerima kunjungan calon pengurus dari kabupaten Bandung, kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Hari ini DPP Prawita GENPPARI menerima kunjungan silaturahmi calon pengurus Prawita GENPPARI dari Kabupaten Batang Jawa Tengah. DPP tentu menyambut positif setiap kunjungan silaturahmi untuk memajukan pariwisata, seni budaya dan produk kreatif UMKM dari daerahnya masing – masing “, ungkap Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Selasa (4/7).
Hal tersebut ia sampaikan disela – sela penerimaan rombongan calon pengurus Prawita GENPPARI dari Kabupaten Batang Jawa Tengah. Penerimaan yang baik terhadap organisasi Prawita GENPPARI dari berbagai daerah menunjukkan kiprah pengabdian selama ini diterima oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Apalagi jika melihat pada potensi ekonomi kepariwisataan yang dimiliki oleh setiap daerah itu sangat banyak jumlahnya dan beragam jenisnya, sehingga suatu saat bisa bangkit memulihkan keterpurukan ekonomi yang dirasakan cukup berat oleh masyarakat.
Setelah melakukan perkenalan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya, Dede menjelaskan sejarah pendirian Prawita GENPPARI yang awalnya berbentuk yayasan dan didirikan pada tahun 2001. Awalnya bernama Yayasan Pemberdayaan Potensi Indonesia (YPPI) yang fokus pada dua program, yaitu Program Pengembangan SDM berupa penyelenggaraan pelatihan – pelatihan dan dikenal dengan sebutan Rumah Para Pecinta Ilmu (RUMPPI). Istilah ini muncul karena ada banyak program pelatihan yang dimiliki, dan saat ini menjelma menjadi Pusdiklat Prawita GENPPARI. Kemudian Program Kedua di bidang pengembangan Sumber Daya Alam (Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia / GENPPARI), khususnya di bidang kepariwisataan, seni budaya dan UMKM.
Namun seiring waktu yang berjalan, ada ketentuan perundang – undangan yang baru tahun 2016 tentang ormas yang menyatakan bahwa yayasan tidak bisa membentuk kepengurusan secara berjenjang dari tingkat propinsi, kabupaten, dan seterusnya. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus mengikuti ketentuan yang berlaku, maka pada tahun 2000 dibentuklah akta pendirian tersendiri yang bernama Perkumpulan Pegiat Ragam Wisata Nusantara (PRAWITA). Sementara program utamanya adalah Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia / GENPPARI sesuai dengan cita – cita awalnya, sehingga saat ini dikenal dengan sebutan Prawita GENPPARI.
Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa sebagai organisasi yang independen, selama ini belum memperoleh bantuan dana dari manapun juga, sehingga semua tergantung pada keuangan pribadi pengurusnya saja. Hal ini sesuai dengan nafas pengabdian untuk menjaga kemandirian dan independensi kerja. Sejak awal semangat yang dibangun adalah Pengembangan Wisata Berbasis Gotong Royong Masyarakat (Community Based Tourism Development). Artinya membangun desa wisata tanpa tergantung pada bantuan Pemerintah ataupun keuangan dari Investor.
Kemudian Dede juga menjelaskan ilustrasi pengembangan pariwisata di banyak negara di dunia. Termasuk strategi tata kelolanya, mulai dari tata kelola homestay, tata kelola objek wisata, standarisasi tour guide, keselamatan pariwisata, perencanaan desa wisata, dan lain – lain. Termasuk tantangan dan hambatan dalam mengembangkan wisata di Indonesia, mulai dari kebersihan, keamanan, kenyamanan, keramahtamahan, dan lain – lain.
“ Terlepas dari segala kekurangan yang ada, kita harus tetap optimis untuk terus bangkit dan berjuang dalam memajukan kepariwisataan di Indonesia. Exit strategy dari kelesuan ekonomi yang dilakukan oleh banyak negara juga melalui bidang kepariwisataan, karena pariwisata bisa memberikan kontribusi pemasukan buat negara dan masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal ini tentu berbeda jika yang digenjot bidang pertambangan yang seringkali menyisakan masalah – masalah kerusakan lingkungan sehingga ekosistem hutan juga menjadi terganggu “, pungkas Dede.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar