Pentingnya Sosialisasi ‘Human Factors’ Guna Cegah Kecelakaan Moda Transportasi - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 07 Januari 2024

Pentingnya Sosialisasi ‘Human Factors’ Guna Cegah Kecelakaan Moda Transportasi



Bregasnews.com - “ Sebagaimana kita ketahui Bersama bahwa telah terjadi kecelakaan tabrakan Kereta Api (KA) Turangga dan KA Lokal Bandung Raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kecelakaan terjadi pada hari Jumat (5/1) sekitar pukul 06.03 WIB. Akibat kecelakaan itu, beberapa perjalanan kereta api dialihkan, empat orang dikabarkan meninggal dunia, dan puluhan lainnya mengalami luka. Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama dan tidak lupa menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga korban. Mudah – mudahan di kemudian hari tidak terjadi lagi hal yang sama “, demikian disampaikan Dede Farhan Aulawi selaku Pemerhati Keselamatan Transportasi di Bandung, Sabtu (6/1).


Hal tersebut ia sampaikan ketika dimintai pendapatnya terkait dengan kecelakaan kereta api yang terjadi di wilayah Cicalengka tersebut. Menurutnya, ada banyak komentar di berbagai platform media yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Mungkin benar dan mungkin juga tidak, karena tergantung hasil investigasi kecelakaan oleh KNKT nantinya. KNKT memiliki subkom investigasi perkeretaapian, nah tim inilah yang nantinya akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Outputnya berupa rekomendasi terhadap instansi terkait untuk mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.


Dalam konteks ini, sebenarnya Polri secara parallel juga bisa melakukan langkah penyelidikan terkait kecelakaan tersebut untuk mengetahui apakah ada unsur pidana atau tidak. Jadi orientasi penyelidikannya memang berbeda antara penyelidikan yang dilakukan oleh KNKT dengan yang dilakukan oleh Polri. Jika ada peristiwa pidana, misalnya karena kelalaian pegawai atau korporasi maka tentu aka nada pertanggungjawaban pidananya. Atau mungkin juga karena adanya pencurian atau pengrusakan sarana komunikasi kereta api yag dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab maka tentu harus menemukan pelakunya. Semua tergantung hasil penyelidikan yang dilakukan. Artinya tidak boleh mengira – ngira atau menduga – duga seperti banyak berseliweran di medsos. Ungkapnya.


Perlu diketahui juga bahwa Kereta api (KA) merupakan salah satu moda transportasi darat yang memiliki kemampuan untuk mobilitas orang dan barang dari suatu lokasi ke lokasi lainnya yang dinilai relatif cepat dan aman. Stigma positif ini tentu harus dipertahankan untuk menjaga kepercayaan public, khususnya para pengguna moda transportasi ini. Jadi jika terjadi kecelakaan kereta api, maka disamping dapat menyebabkan korban jiwa dan kerugian sosial ekonomi, juga berdampak terhadap reputasi dan kepuasan pelanggan. Itulah sebabnya konsep zero tollerance terhadap kecelakaan harus benar – benar diimplementasikan dengan sebaik – baiknya.


Jadi terkait terjadinya kecelakaan tersebut, diharapkan semua masyarakat bersabar untuk tidak menduga – duga atau membuat asumsi tanpa didukung oleh objective evidence. Itulah sebabnya adanya disiplin ilmu yang disebut dengan Scientific Accident Investigation yang terkait dengan ruang lingkup dan metodologi investigasi. Semua akan diselidiki secara objektif, termasuk pemeriksaan mendalam terhadap data logger sistem sinyal elektrik di petak Haurpugur. Juga pemeriksaan menyeluruh terhadap personil yang terkait untuk mengetahui adanya human error atau tidak. Termasuk implementasi standar operasional prosedur (SOP) apakah dipatuhi dan dilaksanakan atau tidak. Jadi cukup banyak subjek investigasinya sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, biasanya sekitar 3 bulan sampai 1 tahunan.


Selanjutnya, Dede juga menjelaskan bahwa tujuan dari investigasi yang dilaksanakan oleh KNKT adalah untuk mengetahui APA, BAGAIMANA dan MENGAPA kecelakaan itu terjadi dengan dasar indentifikasi kelemahan pada sistem keselamatan guna mencegah terjadinya kecelakaan serupa di kemudian hari. 


Investigasi tidak bertujuan untuk maksud menempatkan kesalahan atau tuntutan hukum kepada individu atau sekumpulan individu atas masalah atau kelemahan apapun yang teridentifikasi dalam investigasi. Dalam konteks ini, itulah sebabnya, KNKT mempunyai wewenang untuk memasuki tempat kejadian kecelakaan (TKP), mengumpulkan barang bukti, mengamankan on board recording (OBR), memanggil dan meminta keterangan saksi, menentukan penyebab kecelakaan transportasi dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan, dan membuat rekomendasi keselamatan transportasi agar kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak terjadi lagi.


Hasil investigasi dan penyelidikan penyebab kecelakaan kereta api yang dibuat dalam bentuk rekomendasi keselamatan wajib ditindaklanjuti oleh Pemerintah, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian, dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian serta dapat diumumkan kepada publik. Secara umum memang biasanya ada factor – factor manusia (human factors) yang mempengaruhi terjadinya sebuah kecelakaan. Oleh karena itu diperlukan analisis kecelakaan kereta api dengan metode yang sistematis sehingga rekomendasi yang diberikan tepat sasaran. 


Salah satu metode sistematis yang banyak berkembang saat ini adalah Human Factors Analysis Classification System Indonesian Railroad (HFACS-IR). HFACS-IR digunakan untuk menganalisis dan mengumpulkan data human error khususnya kecelakaan kereta api yang terjadi di Indonesia. Metode tersebut dilengkapi dengan metode wawancara, yaitu metode Critical Decision Method (CDM) serta disimpulkan menggunakan Emergent Theme Analysis (ETA). Kemudian diperlukan pembuatan skenario kecelakaan dengan menggunakan Linking Causal Factor. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi investigasi kecelakaan kereta api, diperlukan pembuatan aplikasi yang mengakomodir metode HFACS-IR, CDM, ETA, dan Linking Causal Factor. Aplikasi yang dibuat tidak dibatasi pada penggunaan komputer saja, namun juga dapat digunakan pada smartphone sehingga mempermudah pengumpulan data dan informasi di lapangan.


Kemudian Dede juga menambahkan bahwa Investigasi Kecelakaan (Accident Investigation) adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencari penyebab utama terjadinya suatu kecelakaan dan menentukan dengan tepat tindakan perbaikan yang dilakukan setelah ditemukan fakta sebenarnya dari kecelakaan yang terjadi dan penyebab kecelakaan tersebut.


Teknik-teknik yang digunakan untuk mengidentifikasinya antara lain, yaitu Wawancara, Data terdahulu, dan Fault tree analysis. Fault Tree Analysis merupakan suatu metode, dimana terdapat suatu kejadian yang tidak diinginkan disebut undesired event (kejadian yang tidak diinginkan) terjadi pada sistem, dan system tersebut kemudian dianalisis dengan kondisi lingkungan dan operasional yang ada untuk menemukan semua cara yang mungkin terjadi yang mengarah pada terjadinya undesired event tersebut. Fault Tree Analysis dapat digunakan untuk mencegah atau mengidentifikasi kegagalan, sebelum terjadinya kecelakaan sebagai alat investigasi untuk menentukan kegagalan.


“ Idealnya memang jalur kereta api ini menggunakan rel ganda (double track) untuk meminimalisir potensi terjadinya tabrakan seperti di atas. Namun hal ini tentu bukan perkara yang mudah karena pasti membutuhkan anggaran yang tidak sidikit. Baik untuk perluasan area (pembebasan lahan), pembangunan rel ganda-nya, pembuatan jembatan, dan lain – lain. Jadi untuk sementara jalur yang ada tetap dipergunakan, tetapi system yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Termasuk perlunya pembekalan teknis “Human Factors” bagi seluruh pegawai PT. KAI “, ungkap Dede yang juga seorang Certified Human Factors Instructure.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman