Oleh : Dede Farhan Aulawi
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas industri dan konstruksi. Salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan risiko di tempat kerja adalah Job Safety Analysis (JSA) atau Analisis Keselamatan Kerja (AKK). JSA adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam setiap tahapan pekerjaan, menganalisis risikonya, dan menentukan langkah-langkah pengendalian agar pekerjaan dapat dilakukan secara aman.
Penerapan JSA bertujuan untuk mencegah kecelakaan dengan mengenali potensi bahaya sebelum pekerjaan dimulai. Melalui JSA, setiap aktivitas kerja dipecah menjadi beberapa langkah, kemudian setiap langkah dianalisis untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin timbul. Selanjutnya, ditentukan tindakan pencegahan dan pengendalian risiko, baik melalui rekayasa teknik, prosedur kerja aman, penggunaan alat pelindung diri (APD), maupun pelatihan pekerja.
Langkah awal adalah memilih pekerjaan yang memiliki tingkat risiko tinggi, sering menyebabkan kecelakaan, atau pekerjaan baru yang belum memiliki prosedur kerja standar.
Setiap pekerjaan diuraikan ke dalam langkah-langkah yang logis dan berurutan agar mudah dianalisis.
Bahaya yang diidentifikasi bisa berupa mekanis, kimia, fisik, ergonomis, maupun psikologis.
Pengendalian dilakukan dengan prinsip hirarki K3 : eliminasi bahaya, substitusi, rekayasa, administrasi, dan terakhir penggunaan APD.
Setelah analisis dilakukan, hasil JSA disosialisasikan kepada pekerja melalui toolbox meeting dan diterapkan di lapangan. Evaluasi berkala dilakukan untuk memastikan efektivitas penerapan JSA.
Penerapan JSA memberikan manfaat nyata, antara lain :
- Mengurangi angka kecelakaan kerja dan cedera.
- Meningkatkan kesadaran pekerja terhadap pentingnya keselamatan kerja.
- Membantu perusahaan mematuhi regulasi K3 yang berlaku.
- Menjadi dasar penyusunan prosedur kerja aman (Safe Work Procedure).
- Meningkatkan produktivitas karena lingkungan kerja menjadi lebih aman dan nyaman.
Meskipun efektif, penerapan JSA sering menghadapi kendala seperti kurangnya komitmen manajemen, rendahnya partisipasi pekerja, serta keterbatasan waktu dan sumber daya untuk melakukan analisis. Oleh karena itu, diperlukan budaya keselamatan yang kuat dan dukungan penuh dari pimpinan agar JSA dapat berjalan optimal.
Jadi, Job Safety Analysis merupakan instrumen penting dalam sistem manajemen K3 yang berfungsi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko kerja sebelum terjadi kecelakaan. Dengan penerapan JSA yang konsisten, partisipatif, dan dievaluasi secara berkala, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar