Oleh : Dede Farhan Aulawi
Penggunaan peralatan X-ray merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan medis modern. Mulai dari pemeriksaan diagnostik sederhana hingga tindakan intervensi kompleks, radiasi pengion memiliki peran penting dalam membantu tenaga kesehatan menegakkan diagnosis yang cepat dan akurat. Namun, di balik manfaat besar tersebut, terdapat potensi risiko paparan radiasi terhadap pasien, petugas medis, dan lingkungan rumah sakit. Oleh karena itu, pengujian berkala terhadap paparan radiasi dari peralatan X-ray menjadi keharusan yang tidak dapat diabaikan sebagai bagian dari upaya menjaga keselamatan radiasi dan mutu pelayanan kesehatan.
Peralatan X-ray yang tidak diuji secara berkala berpotensi menghasilkan radiasi lebih tinggi dari standar yang diizinkan. Radiasi berlebih dapat meningkatkan risiko efek deterministik seperti eritema kulit serta meningkatkan akumulasi dosis yang dapat berkontribusi pada efek stokastik seperti kanker dalam jangka panjang. Bagi petugas radiologi yang terpapar secara berulang, risiko ini menjadi semakin signifikan. Pengujian berkala membantu memastikan bahwa paparan radiasi tetap berada dalam batas aman sesuai ketentuan perundang-undangan dan standar keselamatan radiasi internasional.
Seiring waktu, tabung X-ray, generator, serta komponen-komponen mekanik dan elektronik dapat mengalami degradasi. Kerusakan minor yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan peningkatan radiasi bocor atau menghasilkan gambar radiograf yang kurang berkualitas. Hal ini tidak hanya membahayakan keselamatan, tetapi juga mengurangi kualitas diagnosis. Pengujian berkala memungkinkan identifikasi dini terhadap kerusakan sehingga peralatan dapat diperbaiki atau dikalibrasi sebelum menimbulkan risiko yang lebih besar.
Setiap rumah sakit wajib mematuhi regulasi keselamatan radiasi, seperti ketentuan BAPETEN di Indonesia yang mensyaratkan uji kesesuaian (acceptance test), uji berkala, dan pemantauan dosis lingkungan maupun personal. Pengujian berkala memastikan rumah sakit tetap sesuai dengan standar tersebut. Kepatuhan ini tidak hanya bertujuan memenuhi kewajiban administratif, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab moral dan profesional dalam menjaga keselamatan pasien dan pekerja.
Kualitas gambar sangat memengaruhi ketepatan diagnosis. Peralatan yang tidak diuji atau dikalibrasi dapat menghasilkan citra yang buram atau tidak konsisten sehingga memerlukan pengulangan pemeriksaan. Pengulangan tersebut berarti pasien menerima dosis radiasi tambahan yang sebenarnya dapat dihindari. Melalui pengujian berkala, kualitas output peralatan terjaga sehingga proses radiologi menjadi lebih efisien dan hemat waktu, sekaligus mengurangi risiko paparan yang tidak perlu.
Selain pasien dan tenaga medis, lingkungan sekitar ruang X-ray juga perlu diperhatikan. Kebocoran radiasi yang tidak terdeteksi dapat mempengaruhi ruang lain yang berdekatan, termasuk area publik atau ruang kerja. Pengujian berkala membantu memastikan bahwa perisai radiasi (shielding), pintu timbal, dan material protektif lainnya tetap berfungsi dengan baik sehingga paparan radiasi tidak menyebar ke area non-radiologi.
Pengujian berkala merupakan komponen penting dalam program proteksi radiasi yang terstruktur. Hal ini meliputi pemantauan dosis, audit internal, pelatihan petugas, serta evaluasi keselamatan. Dengan melakukan pengujian secara rutin, rumah sakit menunjukkan komitmen terhadap budaya keselamatan (safety culture) yang kuat, yang merupakan fondasi utama dalam setiap pelayanan medis berbasis teknologi radiasi.
Jadi, pengujian berkala paparan radiasi dari peralatan X-ray di rumah sakit bukan hanya kewajiban regulatif, tetapi merupakan bagian penting dari upaya menjaga keselamatan, meningkatkan kualitas layanan, dan memastikan keandalan peralatan medis. Melalui pengujian yang teratur, risiko terhadap pasien, tenaga medis, dan lingkungan dapat diminimalkan, sementara efektivitas diagnosis serta efisiensi operasional dapat ditingkatkan. Dengan demikian, rumah sakit perlu menempatkan pengujian berkala sebagai prioritas utama dalam operasional radiologi, sejalan dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) untuk memastikan paparan radiasi tetap serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas pelayanan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar