Inilah Kronologis Kejadian Pengambilan Jenazah Covid-19 Di RSUD Brebes Yang Ricuh - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Senin, 28 Desember 2020

Inilah Kronologis Kejadian Pengambilan Jenazah Covid-19 Di RSUD Brebes Yang Ricuh



Bregasnews.com - dr.Rasipin Wakil Direktur  RSUD  Brebes  menceritakan  awal  mula  kejadian  sebelum pengambilan jenasah    bermula  pihak  rumah  sakit  dan keluarga  bersiskusi dan  saat itu juga foto hasil pemeriksaan PCR dikirimkan via WA Kabid P2 Dinkes guna keperluan tracing kontak erat.


Lebih lanjut  dikatakan Dr Rasipin, Sabtu pagi jam 7.30an saya baru sampai RSUD melihat ada banyak orang di parkir sisi barat saya tidak melihat pertanda apapun, 

" Saya masuk ruangan sekitar 10 menit ada 1 orang petugas informasi dan 1 satpam menyampaikan ada massa mau masuk utk mengambil jenazah covid krn tidak percaya covid dan tidak mau pemulasarannya secara covid," terangnya.


" Saya cari info kebenaran status covid pasien tersebut via pak Heri, setelah dapat info valid saya minta petugas untuk memanggil perwakilan dari massa tersebut dengan maksud untuk menjelaskan kebenaran status covid dan tata cara pemulasaran jenazah covid secara agama Islam.

Saya tunjukkan bukti2 kebenaran bahwa pasien tsb benar2 covid dan tata cara pemulasaran, jenazah tetap dimandikan sesuai syariat Islam hanya saja petugas yg memandikan harus mengukuti protokol lesehatan sepertti menggunakan APD dan sebagainya . Saya juga menawarkan barangkali ada perwakilan dari pihak keluarga ada yang ingin ikut memandikan dipersilahkan maksimal 2 orang,  nanti APD nya kami siapkan ," terangnya.


Selesai dimandikan jenazah akan dikafani dan di sholatkan. Saya meyakinkan ke perwakilan tsb bahwa yg melaksanakan pemulasaran ada 2 orang ustaz yg faham tata cara secara syariat Islam, namun

Semua perwakilan tetap menolak intinya tidak percaya covid sampai menuduh alat pemeriksaan PCR bisa saja rusak. Mereka meyakini kasus meninggalnya disebabkan santet karena sudah 20 dukun mendiagnosis seperti itu.


Edukasi tidakk berhasil padahala saya dan bu Sri Niti dan Teman2 bidan yg merawat sudah "berbusa2" menjelaskannya... 

Mereka walk out...

Tak lama (sekitar 5-10 menit) kemudian... prak saya mendengar suara pecahan kaca. Saat kejadian saya masih di ruangnkerja jadi tidak melihatnya, jelas  dr.Rasipin.


Menanggapi  pengrusakan  pemukulan  satpam  dan  pengambilan  jenasah  aeara  paksa , kami atas nama institusi pemerintah akan meminta agar kejadian ini diproses secara hukum. Tentunya untuk pembelajaran juga kepada masyarakat agar bertindak sesuai pedoman pemerintah (aturan penanggulabgan covid) dan agar masyarakat tidak main hakim sendiri apalagi sampai menggunakan kekerasan ", papar  dr.Rasipin. ( reporter : teguh  aji w)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman