Prawita GENPPARI Singgung Lemahnya Pemasaran Destinasi dan Potensi Wisata - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 30 Mei 2024

Prawita GENPPARI Singgung Lemahnya Pemasaran Destinasi dan Potensi Wisata



Bregasnews.com - “ Destinasi dan Potensi wisata di Indonesia ini sangat banyak sekali ragam dan jumlahnya. Semua tersebar secara merata di seluruh tanah air, meskipun keunggulan satu sama lain tentu berbeda tergantung pada kondisi alam dan kreativitas masyarakatnya. Berbicara tentang potensi keindahan alamnya tentu sudah tidak ada yang meragukan lagi, tetapi saat bicara tentang kreativitas masyarakat masih perlu untuk terus ditingkatkan. Apalagi bicara kompetensi dan kapabilitas SDM kepariwisataan. Salah satu yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan dalam manajemen pemasaran destinasi dan potensi wisata “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (29/5).


Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi santai tentang kepariwisataan Indonesia. Apalagi selama ini Dede Farhan Aulawi dan seluruh jajaran pengurus Prawita GENPPARI tetap fokus dan konsisten dalam memajukan pariwisata tanpa pamrih. Jejak langkah dan jejak digitalnya tersebar di berbagai kanal media online yang membuktikan kesungguhan pengabdian tanpa basa basi. Kecintaannya terhadap pariwisata Indonesia dan berbagai karya nyatanya diakui oleh berbagai komunitas pariwisata yang ada di tanah air. Itulah sang Maestro Pariwisata Indonesia.


Pada kesempatan diskusi santai ini, Dede menjelaskan bahwa pemasaran pariwisata adalah serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkan kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingannya. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan kepariwisataan di sebuah daerah. Tanpa adanya kegiatan pemasaran pada sebuah destinasi maka destinasi tersebut tidak akan dikenal. Pola pendekatan pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran barang. Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas mempersiapkan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi pengembangan strategi pemasaran pariwisata, komunikasi pemasaran pariwisata, festival budaya dan ekonomi kreatif dan pasar pariwisata.


Pemasaran pariwisata menekankan lebih jauh lagi tentang siapa sebetulnya segmen pasar dan bagaimana perilakunya. Penekanannya bagaimana mengkomunikasikan kepada pasar bahwa produk yang ditawarkan (destinasi) adalah unggul dan berbeda dengan produk lain. Media promosi konvensional tidak selamanya dapat digunakan untuk produk pariwisata, terlebih produk wisata minat khusus. Pemasaran pariwisata terdiri dari 7 P, yaitu product, positioning, price, promotion, place, packaging, partnership. Pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi kelompok industri pariwisata, baik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional guna mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.


Selanjutnya ia juga menjelaskan tentang promosi pariwisata. Menurutnya, promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan. Atau bisa juga dimaknai bahwa promosi merupakan suatu upaya atau kegiatan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual merupakan konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan. Sedangkan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.


Tujuan promosi meliputi empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi, dan membentuk tingkah laku mengingatkan kembali tentang produk yang bersangkutan. Pada prinsipnya adalah memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen adanya produk baru diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Pada tahap berikutnya lebih pada upaya mengingatkan konsumen agar tetap loyal ditengah banyaknya kompetitor lama maupun baru. Promosi akan lebih efektif melalui bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal dari pemilihan berbagai jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. 


Ada lima jenis kegiatan promosi, yaitu Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentang produk (pada umumnya bersifat ilmiah). Promosi Penjualan (Sales Promotion), yaitu suatu bentuk promosi yang dilakukan dengan menggunakan tenaga pemasaran yang ahli di bidangnya. Pemasaran Langsung (Direct Marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.


Dalam pemasaran, kepuasan pelanggan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena pariwisata merupakan proses sirkuler yang saling mempengaruhi dan berkelanjutan. Hal tersebut dapat menjadi sinyal positif dalam peningkatan mutu suatu pariwisata. Dalam pemasaran, kepuasan pelanggan yakni respons konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang penggunaan barang atu jasa yang mereka pakai. Dalam pengukuran kepuasan pelanggan, beberapa cara di antaranya adalah Complaint and suggestion system (sistem keluhan dan saran), informasi dari keluhan dan saran ini akan dijadikan data dalam melakukan antisipasi dan pengembangan. Costumer satisfication surveys (survey kepuasan pelanggan), tingkat keluhan konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan, Ghost shopping (pembeli bayangan), dengan mengirimkan orang untuk melakukan pembelian di perusahaan orang lain maupun di perusahaan sendiri untuk melihat jelas keunggulan dan kelemahan pelayanannya, Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih), yaitu kontak yang dilakukan kepada pelanggan yang telah beralih pada perusahaan lain untuk dilakukan perbaikan kinerja dalam meningkatkan kepuasan.


“ Untuk itu jangan puas dengan hanya memperoleh SK Desa Wisata, tanpa diimbangi dengan strategi pemasaran yang efektif. Promosi harus dirancang sedemikian hingga destinasi / potensi wisatanya dikenal dan mau dikunjungi oleh calon wisatawan “, pungkasnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman