POLITIK KANCIL PILEK - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 09 Agustus 2020

POLITIK KANCIL PILEK

 


       Oleh : HMS Wibowo 


Syahdan di sebuah rimba belantara hiduplah *Harimau* Si Raja Rimba yang memerintah secara sewenang - wenang , bengis lagi  kejam. 


Pada suatu hari Sang Raja Rimba , mendengar isu- isu di tengah - tengah  komunitas hewan sebagai warga rimba belantara. Semakin hari , semakin ramai diperbincangkan publik , hingga pada khalayak paling bawah di pasar.


Perbincangan dan pergunjingan menurut Si Raja Rimba , bukan hanya dapat *mendelegitimasi kekuasaan*, tetapi juga berdampak pada *stabilitas nasional yang sehat dan dinamis* menjadi terganggu.


Berbagai informasi digali oleh istana Sang Raja Rimba , tibalah pada suatu kesimpulan bahwa *ruangan istana Sang Raja Rimba tidak Steril sehingga bau menyengat termasuk sekujur tubuh sang Raja*. Sehingga dalam setiap kunjungan kerja ke daerah mendapat penolakan warga hewan yang lain.


Untuk memperoleh bukti- bukti atas isu yang berkembang , sang Raja Rimba belantara memanggil *tiga pimpinan warga binatang* yang berpengaruh untuk mendapat kebenaran informasi yang menjadi pergunjingan.


*Pertama*, pimpinan binatang yang di undang pertama  ke istana Raja Rimba adalah *seekor anjing Herder* yang besar . Silahkan pimpinan Herder untuk masuk ruang Istana , kata Raja Rimba.


*Raja Rimba*: Wahai Herder , katakan  sejujur - jujurnya apakah saudara mencium bau yang menyengat di ruang ini , sambil badan sang Raja Rimba mendekat 


*Herder*, Mohon ampun yang mulia , memang benar yang mulia di ruangan ini begitu menyengat baunya dan memualkan , kata Herder


*Raja Rimba*,  Sungguh engkau kurang ajar wahai Herder , sambil Raja Rimba menerkam Herder dan merobek- robeh tubuhnya sampai lumat , dan mati


*Kedua*, Pimpinan binatang yang kedua di undang ke Istana adalah Kijang. Silahkan masuk pimpinan Kijang. Kijang kaget dan ketakutan melihat Herder yang terkapar sudah tidak bernyawa .


*Raja Rimba* , Silahkan masuk wahai pimpinan Kijang . Katakan dengan jujur wahai pimpinan Kijang : Apakah ruangan ini saudara mencium bau yang menyengat , sambil badan Raja Rimba mendekat


*Kijang*, sambil gemetar dan ketakutan pimpinan Kijang menjawab : *Wahai Raja yang mulia , ruangan ini termasuk badan yang mulia harum lagi menyegarkan*.


Sambil Sang Raja Rimba meraung- meraung sekeras - kerasnya *dasar kamu kurang ajar  Kijang , kamu munafik , beraninya  membohongi Raja*, diterkamlah pimpinan Kijang sambil merobek - robek tubuhnya. 


*Ketiga*, Giliran pimpinan binatang ketiga dan  terakhir yang di undang ke Istana adalah *Kancil*. Silahkan Pimpinan Kancil masuk , kata Raja Rimba mempersilahkan Kancil. Setelah berada di depan pintu masuk tercium bau ruangan dan badan Raja Rimba yang menyengat dan memualkan , *tiba- tiba Kancil bersin ( wahing ) sebanyak tiga kali*. 


*Raja Rimba*, Wahai pimpinan Kancil , jawab dengan jujur : *Apakah ruangan ini tercium bau yang menyengat sehingga saudara bersin sebanyak tiga kali*?. Tanya Raja Rimba 


*Kancil*, Sambil gemetar dan ketakutan menjawab : *Mohon ampun yang mulia Raja Rimba , hamba bersin sebanyak tiga kali karena hamba sedang pilek , hidung sedang mampet , jadi tidak tau apakah ruangan ini dan badan yang mulia itu bau atau tidak* jawab pimpinan Kancil. 


*Raja Rimba*, Oh begitu saudara pimpinan Kancil .  Silahkan saudara Kancil untuk meninggalkan ruangan ini , kata Raja . Begitu gembiranya Sang Pimpinan Kancil , buru- buru ke luar ruangan.


( *Moh Mahfud MD* : Konstitusi dan Hukum Dalam Kontroversi Isu )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman