Pamor Wicaksono - Anggota DPRD Brebes |
Bregasnews.com - Dihadapan sejumlah pendukungnya, Pamor Wicaksono menyatakan siap untuk maju kedalam pemilihan bupati (Pilbup) Brebes pada November nanti. Anggota DPRD Kabupaten Brebes yang terpilih kembali dalam Pileg di bulan Februari kemarin, menegaskan kesiapannya untuk menjadi orang nomor satu di Pendopo Brebes. Dengan sejumlah prasyarat yang ia kemukakan sejak awal yakni restu dari Ibu dan calon Istrinya.
Kesediaan Politisi GOLKAR ini menambah kontestasi menuju Pilkada 2024 di Kabupaten Brebes menjadi semakin dinamis. Menanggapi banyaknya calon yang sudah muncul untuk maju dalam Pilkada Brebes 2024, Pamor Wicaksono menyambut antusias.
“Dengan banyaknya nama tersebut menjadi sebuah sinyal bagus bahwa dinamika politik di Brebes ini sangat sehat. Setiap warga bisa mencalonkan diri untuk turut berpartisipasi dalam Pilkada ini. Harus disyukuri bahwa Brebes punya figur-figur yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi pemimpin”, ujar Pamor Wicaksono di Jatibarang pada Jumat (26/04/2024)
Selain Pamor Wicaksono, sejumlah nama-nama muncul yang secara terbuka menyatakan siap untuk maju dalan kontestasi pilkada ini. Seperti Paramitha Widya Kusuma, anggota DPR RI dari PDIP. Narjo, mantan Wakil Bupati Brebes, Ridhohul Kukam, seorang pengusaha, Beni Santoso seorang pengusaha, dan Dian Alek Candra yang merupakan Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia.
Pamor Wicaksono sendiri dalam beberapa waktu terakhir ini memang telah digadang-gadang oleh sejumlah pihak agar maju mencalonkan diri menjadi Bupati Brebes. Rekam jejak kinerja sebagai wakil rakyat selama tiga periode atau lima belas tahun beruntun, cukup menjadi pertimbangan masyarakat untuk melihat figur yang dianggap akrab dengan masyarakat luas ini.
Pada kesempatan yang sama, ia juga telah merumuskan calon pendampingnya sebagai Wakil Bupati. Ia berharap memiliki Wakil Bupati perempuan. Menurutnya, menjalankan sebuah pemerintahan ibarat sebuah rumah tangga, dimana ada ada peran kepala keluarga yakni ayah dan ibu yang menjadi pengelola rumah tangga. Selain itu, ia juga yakin bahwa peranan Wanita dalam partisipasi di sebuah pemerintahan, akan membuat pembangunan berjalan lebih baik.
Sejak terpilih kembali menjadi anggota legislatif dalam Pemilu 2024 bulan Februari kemarin, Pamor Wicaksono memang tidak menepis dorongan sejumlah elemen masyarakat yang ingin dirinya menjadi Bupati Brebes. Namun demikian, ia mengembalikan kepada kewenangan partainya untuk mengajukan kandidat calon dalam PILKADA 2024. Sebagaimana diketahui, mekanisnme partai politik akan memberikan kewenangan untuk mengusung calonnya lewat pemberian surat rekomendasi.
Menurut Pamor Wicaksono “sejauh yang saya tahu, semua mekanisme pencalonan bakal calon itu diserahkan dan atau digodok oleh partai politik melalui rekomendasi. Sampai dengan hari ini, sejak sebelum Pemilu legislatif digelar, pimpinan pusat Partai Golkar tidak mengeluarkan surat penugasan kepada ketua pimpinan di daerah dan cabang, khususnya Brebes untuk menunjuk seseorang sebagai kandidat bakal calon kontestan dalam pilkada nanti.”
“Para pimpinan daerah dan cabang partai politik tersebut hanya menerima perintah untuk bagaimana bisa memenangkan pemilihan legislatif baik di tingkat daerah hingga propinsi dan pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang memang diusung oleh partai. Beredarnya kabar bahwa Partai Golkar telah memberikan mandat, sejauh yang bisa saya pastikan adalah belum ada keputusan tersebut diberikan kepada calon Pilkada Brebes 2024,” imbuhnya.
Menyadari dirinya bukan pengurus struktural partai berlambang pohon beringin ini, Pamor Wicaksono menyerahkan soal pemilihan siapa yang akan direkomendasikan oleh Partai Golkar sepenuhnya kepada partai.
“Partai akan memiliki pilihan-pilihan berdasarkan dinamika yang ada dari hasil survei atau kajian-kajian khususu. Ini semua akan terserah dewan pimpinan pusat (DPP) Partai Golkar untuk memberikan putusan”, jelasnya.
Ia menambahkan bahwa “Siapapun kader Partai Golkar, tentu senantiasa harus mengkalkulasi segala sesuatu dari sisi analisis kekuatan kelemahan peluang dan tantangan. Jadi kita masih tetap pada landasan berpikir yang rasional. Partai Golkar yang menduduki peringkat ke-3 otomatis tidak bisa mengusung calonn secara mandiri untuk pasangan calon Bupati”.
“Saya kira, partai akan menggunakan itu asas dedikasi loyalitas dan tidak tercela sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan mandate atau dukungan. Kita nanti akan dapat melihat kira-kira siapa calon yang sarat prestasi, dedikasi dan loyalitas kepada masyarakat. Saya yakin Dewan Pertimbangan Partai (DPP) tidak akan memberikan rekomendasi kepada calon yang tidak layak di pasarkan. Tentu akan menjadi sebuah langkah yang blunder, bila partai mencalonkan sosok yang tidak bisa dipasarkan - dalam tanda seru, untuk memenangkan pilkada ini”, pungkasnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar