Bregasnews.com - “ Beranjak dari fakta terjadinya perubahan lingkungan strategis yang super dinamis dan mencakup berbagai isu seperti persaingan geopolitik, tantangan keamanan, perubahan iklim, dan perkembangan teknologi. Beberapa aspek penting meliputi ketegangan antara negara-negara besar, munculnya ancaman baru seperti terorisme dan kejahatan siber, serta kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin ekstrem, maka dipandang perlu untuk menyiapkan barisan yang bisa membantu pemerintah dalam menghadapi berbagai kondisi dan dinamika di atas. Barisan yang dimaksud adalah menyiapkan para kader Intelijen Pendekar yang cinta negara dari berbagai latar belakang, sehingga bisa tampil di garda depan dalam cegah dini dan diteksi dini terhadap berbagai potensi ancaman yang bisa mengganggu keamanan nasional “, ungkap Penguji Psikologi Intelijen Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (8/6).
Hal tersebut ia ungkapkan setelah dirinya selesai menguji 18 kandidat Intelijen Bela Negara yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat, seperti kota Bandung, kabupaten Bandung, kota Cimahi, kabupaten Tasikmalaya, kabupaten Majalengka, kabupaten Cirebon dan kabupaten Sukabumi. Semua peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian uji yang sesuai standar dari Cambridge University terkait ‘The Measurement of Human Intelligence’, Psychological Testing in Military Clinical Psychology, Testing The Army’s Intelligence, dan Psychological Examining in the United States Army. Meskipun peserta merasa kelelahan secara fikiran, tetapi mereka bersungguh – sungguh untuk mengikutinya karena dinilai banyak hal beru untuk diketahui dan dipelajari.
Menurutnya, peningkatan ketegangan antara negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, China dan Rusia menjadi fokus utama. Kawasan seperti Asia Tenggara dan Eropa Timur juga menjadi titik panas karena persaingan pengaruh regional. Belum lagi munculnya ancaman baru seperti kejahatan siber, konflik bersenjata dan keteganga di beberapa kawasan menimbulkan banyak kekhawatiran terkait kemungkinan melebarnya peperangan bahkan bisa menimbulkan Perang Dunia III, sehingga tiap negara dipandang perlu untuk meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan sistem pertahanan, termasuk kapabilitas intelijennya. Disinilah pentingnya keterlibatan warga negara yang memiliki kapabilitas untuk turut serta meningkatkan kapabilitas pertahanan tanpa membebani anggaran negara.
Selanjutnya ia juga menguraikan terkait dampak perubahan iklim yang semakin terasa, seperti bencana alam ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan kelangkaan sumber daya, menjadi tantangan serius bagi stabilitas global dan memerlukan kerjasama internasional untuk penanganan yang efektif. Begitupun dengan perkembangan teknologi yang tumbuh semakin masif di berbagai bidang. Terutama AI dan teknologi militer yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Potensi penggunaan teknologi untuk tujuan yang positif, seperti peningkatan efisiensi dan keamanan, harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap risiko penyalahgunaan.
Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah kecermatan dalam membaca kemungkinan terjadinya krisis ekonomi global dan inflasi yang meningkat yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan gangguan stabilitas sosial dan politik di banyak negara. Penting bagi negara-negara untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan ketahanan ekonomi. Ditambah lagi realitas perubahan dalam dinamika regional, seperti peningkatan pengaruh negara-negara berkembang dan perubahan aliansi politik, dapat mempengaruhi stabilitas global dan memerlukan adaptasi kebijakan internasional.
Dengan demikian, Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman keamanan dan menjaga kedaulatan wilayahnya. Begitupun dengan berbagai ikhtiar guna meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Termasuk pemanfaatan perkembangan teknologi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tetapi juga perlu memperhatikan risiko keamanan siber dan risiko penyalahgunaan teknologi itu sendiri.
Disinilah Indonesia perlu memperkuat kemampuan pertahanan dan keamanan. Bukan hanya jumlah alutsistanya saja tetapi juga kemampuan untuk menggunakan dan merawatnya sehingga memiliki nilai utilisasi yang maksimal. Jangan lupa upaya peningkatan kapabilitas SDM-nya harus terus dilakukan secara berjenjang, kurikulum ter-up date, dan juga secara berkesinambungan dengan pemanfaatan anggaran yang seefisien mungkin. Juga peningkatan kerja sama dengan negara lain untuk menghadapi ancaman keamanan yang semakin kompleks.
“ Lingkungan strategis global saat ini sangat dinamis dan bisa berubah dengan cepat sehingga seringkali menimbulkan ambiguitas, kompleks, dan ketidakpastian. Indonesia harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman, memperkuat pertahanan dan keamanan, serta meningkatkan ketahanan ekonomi untuk menjaga kedaulatan dan kemajuan nasional. Namun demikian, kita jangan pernah pesimis karena masih banyak anak bangsa yang selalu terpanggil berjibaku tanpa pamrih dalam membangun bangsanya “, pungkasnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar