Sepenggal Perjalanan PRAWITA GENPPARI di Objek Wisata Batu Quran Pandeglang, Banten - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 03 Juni 2025

Sepenggal Perjalanan PRAWITA GENPPARI di Objek Wisata Batu Quran Pandeglang, Banten



Bregasnews.com - “ Sebagai organisasi yang bergerak di bidang pariwisata, seni budaya dan UMKM, Prawita GENPPARI secara konsisten terus mendatangi, mengevaluasi dan memberikan sumbang saran pengembangan agar destinasi wisata yang dikunjungi bisa lebih baik lagi. Fokus peningkatan pada upaya – upaya untuk menarik wisatawan sehingga tingkat kunjungan bisa lebih meningkat. Salah satunya, pada kesempatan ini adalah mengunjungi objek wisata Batu Quran yang terletak di kabupaten Pandeglang provinsi Banten “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Selasa (3/6).


Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan beberapa awak media di kediamannya, dimana dirinya bersama tim Prawita GENPPARI Banten baru saja mengunjungi objek wisata Batu Quran. Dari keterangan pengelola objek wisata, dikatakan bahwa awal mula munculnya pemandian Batu Quran yang terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang berkaitan erat dengan Syekh Maulana Mansyur, ulama Banten yang terkenal di abad ke 15. 


Batu Quran ini dahulu dipercaya sebagai pijakan kaki Syekh Maulana Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah. Ketika Syekh Maulana Mansyur pulang dari Mekkah, dia muncul bersama dengan air dari tanah yang tidak berhenti mengucur. Syekh Maulana Mansyur kemudian bermunajat kepada Allah dengan salat dua rakaat di dekat keluarnya air tersebut. Selesai salat Syekh Maulana Mansyur kemudian mendapat petunjuk untuk menutup air tersebut dengan Al Quran. Atas izin Allah air tersebut berhenti mengucur dan Al Quran tersebut berubah menjadi batu sehingga dinamakan Batu Quran. 


Walaupun musim kemarau panjang, air yang berada di dalam kolam pemandian tidak pernah mengering, bahkan terus mengeluarkan air. Syekh Maulana Mansyuruddin, adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sekitar tahun 1651 M, Syekh Maulana Mansyuruddin menikah dengan seorang gadis dari Desa Cikoromoy-Banten, bernama Nyi Mas Ratu Sarinten dan dikarunia seorang anak bernama Muhammad sholih. Syekh Maulana Mansyuruddin merupakan salah satu ulama yang menyebarkan Islam di Banten Selatan. 


Syekh Maulana Mansyuruddin meninggal dunia pada tahun 1672 M dan dimakamkan di Cikaduen Pandeglang, Banten. Hingga kini makam beliau sering diziarahi oleh masyarakat luas, tidak hanya masyarakat dari Banten tetapi juga dari luar Banten. Batu Quran merupakan situs yang dipercaya sebagian orang dengan nilai sejarahnya. Berisi batu dengan lafaz yang dipercaya merupakan ukiran jari telunjuk dari Syekh Maulana Mansyuruddin.


Syekh Maulana Mansyuruddin sebelumnya menikahi seorang perempuan bernama Nyi Mas Ratu Sarinten dan melahirkan keturunan yang kelak menjadi seorang ulama juga. Syekh Maulana Mansyuruddin sendiri dianggap sebagai sosok yang disegani oleh masyarakat Banten. Dalam tingkah lakunya, ia memiliki sifat pemberani, cerdas, cekatan dan dekat dengan masyarakat. Sampai sekarang, petilasannya di kolam tersebut termasuk jejak batu Qurannya selalu diziarahi setiap hari besar agama Islam. Begitu juga dengan wisatawan yang selalu menyempatkan diri berenang setiap akhir pekan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman