PERMASALAHAN FUNDAMENTAL PROGRAM MBG DALAM PERSPEKTIF PUBLIK - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 28 September 2025

PERMASALAHAN FUNDAMENTAL PROGRAM MBG DALAM PERSPEKTIF PUBLIK



Oleh : Dede Farhan Aulawi

Program MBG menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam memenuhi gizi anak sejak usia dini. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan program ini dapat melahirkan generasi penerus yang lebih sehat, cerdas, dan kuat di masa depan. Cita – cita yang baik ini tentu harus mendapatkan dukungan dari semua pihak agar program bisa berjalan dengan baik. Namun, fakta di lapangan masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membantu menyelesaikannya.


Permasalahan fundamental yang dihadapi Badan Gizi Nasional (baik secara hipotetis maupun yang tercermin dari kondisi nyata lembaga/lembaga serupa di berbagai negara, seperti Indonesia melalui Badan Pangan Nasional atau Kementerian Kesehatan) umumnya berkaitan dengan tantangan sistemik dan lintas sektor. Beberapa permasalahan fundamental tersebut:


Pertama, Koordinasi Antar Lembaga dan Sektor. 

Masalah : Gizi merupakan isu lintas sektor (kesehatan, pendidikan, pertanian, perlindungan sosial). Badan Gizi Nasional sering kesulitan mengoordinasikan kebijakan dan program antar lembaga.

Dampak : Program gizi bisa tumpang tindih, tidak efisien, atau tidak tepat sasaran.


Kedua, Keterbatasan Data Gizi yang Akurat dan Real-Time.

Masalah : Kurangnya sistem pemantauan gizi yang kuat dan berbasis data terkini membuat perencanaan intervensi tidak tepat.

Dampak : Intervensi sering bersifat reaktif, bukan preventif.


Ketiga, Kurangnya Pendanaan dan Sumber Daya.

Masalah : Program gizi sering kali tidak mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran pemerintah.

Dampak : Pelaksanaan program seperti suplementasi, fortifikasi, dan edukasi gizi menjadi tidak optimal.


Keempat, Ketimpangan Sosial dan Geografis.

Masalah : Wilayah terpencil atau kelompok miskin cenderung mengalami beban gizi yang lebih tinggi (stunting, wasting, anemia, dll).

Dampak : Upaya nasional sering gagal menyasar kelompok paling rentan secara efektif.


Kelima, Rendahnya Literasi Gizi Masyarakat.

- Masalah : Banyak masyarakat belum memahami pentingnya pola makan seimbang dan perilaku hidup sehat.

- Dampak : Program edukasi gizi tidak memberi hasil maksimal karena perilaku masyarakat sulit diubah tanpa pemahaman dasar.


Keenam, Ketergantungan pada Program Bantuan dan Donor.

- Masalah : Dalam beberapa kasus, program gizi sangat bergantung pada bantuan donor internasional.

- Dampak : Ketahanan jangka panjang program menjadi rapuh dan tidak berkelanjutan.


Ketujuh, Kurangnya Tenaga Profesional Gizi.

Masalah : Ketersediaan ahli gizi atau tenaga terlatih tidak merata, terutama di daerah terpencil.

Dampak : Intervensi teknis tidak dapat dilaksanakan dengan kualitas yang baik.


Kedelapan, Minimnya Evaluasi Program Gizi.

- Masalah : Monitoring dan evaluasi terhadap dampak program gizi sering kurang atau tidak sistematis.

- Dampak : Tidak diketahui apakah program berhasil, dan sulit melakukan perbaikan berbasis bukti.


Kesembilan, Perubahan Pola Konsumsi (Double Burden of Malnutrition).

- Masalah : Masyarakat menghadapi beban ganda – kekurangan gizi (stunting, anemia) dan kelebihan gizi (obesitas, diabetes).

- Dampak : Strategi gizi harus kompleks dan menyasar dua sisi sekaligus, yang tidak mudah dikelola.


Dengan demikian, Badan Gizi Nasional sebagai lembaga negara yang relatif masih baru menghadapi tantangan fundamental yang tidak hanya bersifat teknis tetapi juga sistemik dan politis. Solusinya menuntut kepemimpinan kuat, koordinasi lintas sektor, dan kebijakan berbasis data untuk mengatasi masalah gizi secara menyeluruh dan berkelanjutan. Itulah beberapa permasalahan yang masih dihadapi dari sudut pandang publik. Semoga dengan koordinasi yang baik dengan seluruh pihak terkait, semua permasalah segera teratasi dan program makan bergizi gratis bisa berjalan dengan lancar. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman