Perangi Penyakit Blas, Babinsa Negla Losari Bersama Petani Adakan Penyemprotan - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 10 Februari 2018

Perangi Penyakit Blas, Babinsa Negla Losari Bersama Petani Adakan Penyemprotan


Bregasnews.com - Babinsa Koramil 05/Losari Kodim 0713/Brebes bersama PPL Kecamatan Losari melaksanakan pendampingan pertanian kepada kelompok tani di areal persawahan Desa Negla Kecamatan Losari. Jum’at (9/2/2018).

Hadir dalam pendampingan ini antara lain dari Dinas Pertanian Kabupaten Brebes Maryadi, Babinsa Desa Negla Serda Danu, Koorpro dan PPL Kecamatan Losari dan Gabungan kelompok Tani (Gapoktan), poktan serta petani kurang lebih sebanyak 50 orang.

Menurut penjelasan Maryadi dari Dintan Brebes, Penyakit blas adalah penyakit bercak daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh Jamur Cendawan Pyricularia Grisea yang dikenal juga dengan nama Pricularia Oryzae. Selain daun penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi. Pada awalnya penyakit blas banyak menyerang tanaman padi darat (gogo) saja, namun kini penyakit blas juga menyerang tanaman padi sawah.
Jamur P. Grisea (Pricularia oryzae) dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher. Perkembangan parah penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne).

Gejala penyakit blas secara fisik mudah terdeteksi pada seluruh bagian tanaman padi. Gejala dapat dideteksi jika terlihat adanya bercak pada daun, malai busuk leher, batang dan bulir padi. Bercak pada daun berbentuk belah ketupat atau lonjong. Pada bagian tepi bercak berwarna kecoklatan dan pada bagian tengah bercak berwarna abu-abu atau putih. Serangan pada malai terlihat jika ada tangkai malai yang membusuk. Gejala yang terjadi pada malai biasa disebut juga dengan busuk leher (neck rot). Busuk leher akan menyebabkan gabah hampa jika serangan terjadi sebelum masa pengisian bulir. Sedangkan infeksi yang terjadi pada batang padi menyebabkan busuk batang dan mudah rebah. Blas ini tumbuh subur pada lingkungan yang lembab dan dapat menyebabkan kematian tanaman padi sehingga dapat menurunkan hasil panen secara nyata, pada kasus blas leher menyebabkan leher malai busuk atau patah sehingga proses pengisian malai menjadi terganggu dan menyebabkan bulir padi hampa.

“Yang perlu diingat adalah bahwa penyebaran P. Grisea tersebut dibantu faktor angin dan dapat mencapai radius 2 km, faktor pemupukan dan jarak tanam yang rapat menyebabkan lingkugan menjadi lembab, penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan menyebabkan padi menjadi lemah dan rentan penyakit blas ini,” pungkas Maryadi menjelaskan.

Sementara Serda Danu mengungkapkan bahwa “Menurut ilmu yang pernah saya pelajari, beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan penyakit blas adalah kondisi tanah, sistem pengairan, kelembapan, suhu udara, pupuk, serta kualitas bibit padi itu sendiri. Dari Faktor-faktor tersebut, jika dikelola dengan baik dan terpadu bersama PPL dan Dinas Pertanian Brebes akan meningkatkan peluang keberhasilan panen. Seperti penyemprotan, sekilas tampak mudah namun karena bahan-bahan pestisida membutuhkan banyak campuran yang terkadang mengandung racun, maka tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pengetahuan yang disampaikan oleh Maryadi dari Dintan Brebes, semoga dapat bermanfaat dan tidak lain untuk mewujudkan Brebes swasembada beras,” imbuh Danu. (Aan/tris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman