Bregasnews.com - Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki belasan ribu pulau, dimana duapertiga luas wilayahnya merupakan lautan. Mungkin banyak orang yang belum tahu keindahan panorama lautan Indonesia, padahal beberapa spotnya sudah terkenal di dunia. Untuk itu keindahan bawah laut Indonesia ini menjadi potensi wisata yang luar biasa, terutama bagi mereka yang sangat mencintai wisata laut. Baik wisata pelayaran, berenang, memancing, surfing, snorkeling, ataupun diving. Persoalannya banyak yang ingin menikmati keindahan panorama bawah laut tersebut tetapi tidak bisa berenang atau menyelam. Untuk itulah kehadiran kapal selam wisata (submarine tourism) menjadi peluang yang sangat prospektif bagi masa depan wisata perairan Indonesia “, demikian disampaikan oleh Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi sesaat setelah memberikan pelatihan tentang “Submarine Tourism” di Purwakarta, Minggu (23/5).
Kemudian Dede juga mengajak awak media untuk membayangkan bagaimana jika bisa menyelam di antara ribuan ikan-ikan cantik, melihat beraneka ragam terumbu karang, dan biota laut lainnya yang tentu akan memberikan kesenangan, kenikmatan dan keindahan yang tiada tara. Apalagi, masih sangat banyak pemandangan bawah laut di pulau Indonesia yang masih jernih dan terbebas dari sampah. Satu kali saja mencoba untuk menyelam dan melihat keindahan bawah lautnya, akan membuat ketagihan untuk mencoba lagi. Coba saja sesekali berkunjung ke taman Laut Takabonerate, Raja Ampat, Bunaken, Derawan, atau yang lainnya dimana tempat – tempat tersebut menyimpan sejuta pesona. Kita akan terpukau dengan pemandangan bawah laut yang sangat indah tersebut. Begitupun dengan keindahan alam bawah laut Basilika di Buton. Ujar Dede.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan terkait dengan beberapa zona di lautan, seperti zona Oseanik yaitu zona terdalam dari ekosistem air laut serta terbagi menjadi zona Batial dan zona Abisal. Zona Batial memiliki kedalaman 200-2.000 meter yang dihuni oleh nekton. Sementara zona Abisal dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter yang dihuni oleh detrivor, predator, dan pengurai.
Setiap kedalaman laut dipengaruhi tekanan hidrostatis yang dirasakan berbeda-beda oleh setiap makhluk. Tekanan hidrostatis akan meningkat seiring bertambahnya kedalaman yang diukur dari permukaan. Semakin dalam makhluk hidup menyelam dari permukaan air, semakin banyak pula volume air yang ada di atas kepala dengan permukaan air, sehingga tekanan yang diberikan air pada tubuh makhluk hidup akan semakin besar. Satu atmosfer (atm) sama dengan berat atmosfer bumi di permukaan laut, sekitar 14,6 pon per inci persegi. Tekanan tersebut akan meningkat sekitar satu atm untuk setiap 10 meter kedalaman air. Pada kedalaman 5.000 meter tekanannya menjadi sekitar 500 atm atau 500 kali lebih besar dari tekanan di permukaan laut.
Pada kebanyakan manusia, paru-paru tanpa alat bantu maksimalnya mampu menahan tekanan hingga sekitar 4 atm. Jika manusia menyelam ke dalam lautan, tekanan yang ada di dasar lautan adalah kombinasi tekanan atmosfer ditambah dengan tekanan dari kedalaman lautan. Karena atmosfer sudah punya tekanan sebesar 1 atm, sisa kemampuan paru-paru adalah sekitar 3 atm. Batas Kemampuan Penyelaman Manusia di Laut Dalam telah disepakati, bahwa pada kedalaman laut 332 meter adalah batas terdalam para scuba menyelam.
“ Melihat pada realitas di atas, dimana ada keterbatasan kemampuan manusia dalam melakukan penyelaman, maka kapal selam wisata merupakan solusi untuk mempertemukan minat dengan sebuah sarana yang memadai. Namun demikian, mereka dipandang perlu diberikan wawasan terkait dengan prinsip kerja pengoperasian kapal selam, dan aspek – aspek keselamatan yang harus diperhatikan agar bisa berwisata untuk menikmati keindahan panorama bawah laut dengan selamat. Untuk itulah secara spesifik Prawita GENPPARI menyelenggarakan pelatihan tersebut dalam rangka memberikan pembekalan wawasan. Sebagai contoh ada Oddisey Submarine di Bali dan Hawaii AS yang menyediakan fasilitas kapal selam dengan tujuan wisata “, pungkas Dede.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar