Bersikap Sabar dan Ridho Dalam Menerima Musibah - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Rabu, 28 Juli 2021

Bersikap Sabar dan Ridho Dalam Menerima Musibah



Oleh : Dede Farhan Aulawi


Bregasnews.com - Sebagai manusia biasa terkadang kita ditimpa oleh berbagai jenis musibah dalam kehidupan sehari – hari. Bentuk dan jenisnya boleh jadi berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi pokok perkara tentang musibahnya boleh jadi sama. Hanya saja bagaimana cara mensikapi saat menerima musibah, tiap orang juga berbeda – beda. 


Dalam konteks ini, sikap seseorang dalam menerima musibah itu ada beberapa kemungkinan, diantaranya :

Pertama, Jengkel dan Marah. Tidak sedikit orang yang menerima musibah merasa jengkel dan marah. Baik kejengkelan yang terbersit di dalam hati, atau bahkan sempat terlontar dalam bentuk ucapan. Ini haram hukumnya, karena bisa menjerumuskan pada kekufuran. Sebagaimana firman Allah yang artinya :

“Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keaadaan itu, dan jika ditimpa suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia dan akhirrat” [Al-Hajj : 11]


Kedua, bersikap Sabar. Orang yang seperti ini akan menganggap bahwa seberapa berat pun musibah yang menimpanya, ia akan tetap berusaha untuk menjaga imannya. Ini hukumnya wajib karena Allah telah berfirman yang artinya :

“Bersabarlah kalian, sesunguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” [ Al-Anfa : 46]


Ketiga, bersikap Ridho. Ia akan selalu ridho dengan musibah yang menimpanya. Ia berpandangan bahwa ada dan tidaknya musibah sama saja baginya, sehingga adanya musibah tadi, ia akan tetap ridlo untuk menerimanya. ia pun tidak merasa berat memikulnya. Perbedaan tingkatan ini dengan tingkatan sebelumnya nampak jelas karena adanya musibah dan tidak adanya sama saja dalam tingkatan ridho. Adapun pada tingkatan sebelumnya, jika ada musibah dia merasakan berat, namun ia tetap bersabar.


Keempat, memiliki sikap Bersyukur. Sikap ini merupakan tingkatan yang paling tinggi. Di sini seseorang bersyukur atas musibah yang menimpanya karena ia memahami bahwa musibah ini menjadi sebab pengampunan kesalahan-kesalahannya bahkan mungkin malah menambah kebaikannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tidaklah satu musibah menimpa seorang muslim kecuali dengannya Allah mengampuni dosa-dosanya sampai sebuah duripun yang menusuknya”


Terkait dengan tema ini, teringat sebuah cerita dimana ada seorang ulama yang mendapat musibah dalam hidupnya. Saat itu beberapa saudara mengunjunginya untuk menghibur. Dalam kesempatan tersebut, dengan tenang beliau berkata, “Aku telah membuat obat dengan 6 resep”. 

Saudara – saudara yang menjenguknya kemudian bertanya, “apa itu?”. 

Beliau menjawabnya, (1) Percaya pada Allah, (2) Aku tahu segala sesuatu yang ditakdirkan pasti terjadi, (3) Kesabaran adalah hal terbaik yang musti dilakukan oleh orang yang sedang dalam ujian Allah, (4) Bila aku tidak dapat bersikap sabar, apalagi yang bisa aku lakukan, karena kesedihan tidak akan pernah bisa menolong diriku, (5) Bisa jadi aku tertimpa sesuatu yang lebih buruk dari ini, dan (6) Dari waktu ke waktu aku hanya menikmati kegembiraan.


Betapa indahnya ajaran Islam bagi seluruh umatnya. Jika ia mendapat nikmat ia besyukur, itu terbaik baginya. jika ditimpa musibah ia bersabar, itu yang terbaik baginya. Selalu ada hikmah dibalik musibah, dan selalu ada balasan dari tiap kesabaran. Mari senantiasa berbaik sangka kepada Allah, karena sungguh, Allah lah yang paling mencintai kita. CintaNya tidak hanya lewat suka dan tawa kita, tapi juga lewat musibah dan bencana. Yakinlah, Allah yang menguasai segalanya tidak akan zalim pada umat-Nya. Sebagaimana firman-Nya :

“kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” ( QS. 23:62 )

“karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94: 5-6 )


Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Allah SWT telah berfirman “Aku adalah tergantung dalam zhan (prasangka) hamba-Ku kepada-Ku. Sesungguh-nya Aku selalu beserta hamba-Ku selagi dia berdzikir kepada-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar, dan senantiasa ridlo dalam menerima segala ketentuan-Nya. Termasuk bisa berprasangka baik dalam menerima musibah yang menimpa kita. Aamiin YRA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman