Komponen A Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) D.I Jengkelok, Kabupaten Brebes Melakukan Sosialisasi dan Pembentukan P3A - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Rabu, 01 Maret 2023

Komponen A Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) D.I Jengkelok, Kabupaten Brebes Melakukan Sosialisasi dan Pembentukan P3A



Bregasnews.com - 01.03.2023, Bertempat di Desa Karangsembung, Losari, Brebes Jawa Tengah, Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), komponen A melakukan Sosialisasi dan Pembentukan P3A, SIMURP yang merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Pengelolaannya ada pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR dan Kementerian Dalam Negeri. Lokasi pelaksanaan proyek SIMURP di Indonesia berada di 7 Daerah Irigasi Baru, termasuk Daerah Irigasi (DI) Jengkelok yang terdapat pada Wilayah Sungai (WS) Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung.


Program SIMURP bertujuan untuk Meningkatkan Layanan Irigasi dan Memperkuat Akuntabilitas Pengelolaan Sistem Irigasi Di Daerah-daerah Terpilih melalui 5 Pilar Modernisasi :

1. Modernisasi Irigasi Strategis dalam rangka efisiensi air irigasi

2. Program Revitalisasi/Rehabilitasi Irigasi mendesak Kewenangan Pusat,

3. Peningkatan Manajemen Irigasi

4. Penguatan Kelembagan Pengelolaan Irigasi dan Pemberdayaan P3A/GP3A/ IP3A pada Sistem Irigasi Kewenangan Pusat,

5. Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia pelaku pengelola irigasi., Ucap Muh. Munawir. L, S.T,. M.T, selaku Kordinator Tenaga Pendamping Masyarakat D.I Jengkelok, Bina Pembangunan Daerah Kemendagri.



Luasan D.I. Jengkelok sendiri ada 6279 Ha, 4279 Ha, berada di 3 Kecamatan, Tanjung, Losari Dan Banjarharjo, diantaranya selama ini mengandalkan aliran irigasi dari Bendungan Malahayu, sedangkan 2000 Ha mengalami rawan kekeringan, tambahan alikasi 1,8 m3/detik dari Bendungan Kuningan diharapkan mampu mengatasinya.


Acara Sosialisasi dan Pembentukan P3A yang di lakukan oleh Bangda Kemendagri komponen A, yang di hadiri 91 Peserta, antara lain, UPT Malahayu, Mantri Bantarsari, BPP Losari, Tanjung, 24 Poktan di wilayah Banjarharjo, 7 Kepala Desa dari Dukuh Jeruk, Randegan, Jatisawit, Babakan, Karangsambung, Bojongsari, Negla, serta 36 calon Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) berjalan dengan lancar dan khidmat.


Hadir Community Training and Emp Asst Kabupeten Brebes, Mohamad Hafidz, menyampaikan sinkronisasi data Pertanian, Pengairan, dan dinas-dinas terkait sangat di perlukan, legal hukum yang berhak dipegang oleh P3A, dengan permasalahan yang ada di bidang irigasi, baik kebutuhan air ataupun pengajuan pembangunan fisik di aliran irigasi / tersier, pelatihan dan pemberdayaan untuk P3A sangat membantu para petani, dengan berbadan Hukum P3A akan kuat dan di akui negara, jika ada sengketa atau permasalahan.


Diskusi dengan para petani di pandu oleh Pak Junaedi Selaku Tenaga Pendamping Masyarakat D.I. Jengkelok sangat antusias, hadir Perwakilan BBWS Bapak Abdul Muthalib, adanya kemajuan untuk bidang pertanian, dengan adanya sosialisasi dan pembentukan P3A sekarang sangat membantu, Perbaikan saluran Irigasi didesa2 D.I Jengkelok, yang masuk ke program SIMURP, adanya Rehabilitasi Waduk Malahayu, yang sebelumnya bisa 60 juta kubik, sekarang hanya bisa menampung 30 juta kubik, P3A sebagai Ujung Tombak pertanian terkait masalah pengairan yang sering dikeluhkan petani dan program SIMURP di D.I Jengkelok sebagai Percontohan untuk D.I lain di Kab. Brebes, Belum adanya pembenahan secara optimal untuk organisasi P3A, baik dipemberdayaan, pelatihan, dan juga program kerja dari P3A, yang merupakan capaian hasil kerja, dengan Adanya Simurp Komp A, Demplon di Jengkelok bisa berjalan baik dan bersinergi dengan CSA dari BPP, apalagi sekarang sedang adanya pekerjaan rehab irigasi dari BBWS, akses Informasi harus diperhatikan bersama, mengingat komunikasi sekarang sangat canggih, sehingga kurangnya pemahaman dimasyarakat bisa menimbulkan dampak yang luar biasa, ini yang perlu disikapi bersama, target Simurp di Desember 2023 selesai, nantinya bisa diperpanjang, ketika keberhasilan bisa dirasakan petani, mulai dari peningkatan hasil panen, ataupun dilihat dari IP ( indeks Penanaman) tapi  perlu diperhatikan juga kerusakan alam disebabkan dibidang pertanian, dimana pertanian penyumbang terbesar atau rengking 2, salah satunya penggunaan pestisida yg berlebihan selain dari GRK  (gas Rumah kaca) yang menyebabkan berkurangnya emisi/lapisan ozon, perlu adanya inventarisasi data dari BBWS dan juga dinas terkait, sebagai sinkronisasi data. Dan juga sinkronisasi data P3A, ketika kedepan P3A sudah terbentuk dan berjalan. Karena yang terbentuk, kebanyakan kurang jelas arahnya dalam satu pengurus P3A apakah bisa mencakup lebih dari 1 desa untuk wilayah kerja, karena merujuk ke terbitnya SK desa, Poktan yang terbentuk bersama P3A apakah bisa bekerja sama, ketika satu pengurusan, Rehab irigasi mohon di pertimbangkan terhadap dampak dan juga kerugian, banyak Kendala di tersier dan sekunder, dengan adanya bangunan rumah rumah warga. Sehingga aliran air tidak maksimal, mohon solusinya, ajuan di bangunan TG 3 TG 4 dan 5, didesa Cihaur, karena sangat kekurangan air. Salah satunya karena kerusakan bangunan dan bocornya tersier., semoga dengan adanya sosialisasi SIMURP Komponen A ini bisa membantu petani dan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman