Bregasnews.com - Seorang oknum guru di SMK Pusponegoro Brebes terbukti melakukan kekerasan terhadap siswa didiknya sendiri.
Tindak kekerasan itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes Fatkhiyaturrokhmah saat dihubungi awak media, Selasa 6 Juni 2023.
Menurutnya, pihaknya sudah melakukan kordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah XI. Dimana, dari hasil kordinasi tersebut diketahui kalau salah seorang guru yang mengajar di SMK Pusponegoro Brebes telah melakukan tindak kekerasan terhadap anak didiknya.
Menurutnya, kekerasaan itu dilakukan dengan cara menampar siswa dimaksud. Hanya saja, perbuatan kekerasaan seorang oknum guru terhadap siswa tersebut telah selesai di meja mediasi.
Perempuan yang akrab di sapa Bu Iin ini menyebut, kalau kedua belah pihak telah melakukan perdamaian dengan difasilitasi oleh pihak komite sekolah. Sehingga persoalan itu sudah dinyatakan selesai.
Bahkan, pihak orang tua siswa tidak pernah melakukan pelaporan kemanapun. "Hasil kordinasi kami dengan cabang dinas XI, masalah itu sudah diselesaikan dengan cara mediasi," terangnya.
Menurutnya, tindak kekerasaan itu terjadi karena korban (siswa) dianggap bandel di sekolah. Sehingga pihak guru melakukan pembinaan dengan cara menampar siswa dimaksud. Kejadian itu berlangsung di sekolah pada Tanggal 17 Mei lalu.
"Sikap bandel siswa dimaksud diakui oleh pihak orang tuanya. Tapi setelah dilakukan mediasi, keduanya sudah saling meminta maaf,"tandas.
Seperti diberitakan sebelumnya seorang oknum guru SMK Pusponegoro bernama Sukardi telah melakukan kekerasan terhadap siswa didiknya yang masih duduk di bangku kelas dua. Meski demikian pihak sekolah menutupi adanya kejadian kekerasan tersebut.
Itu seperti disampaikan langsung oleh Ari Windiyani Triastuti ST, Bagian Sarpras SMK Pusponegoro Brebes. Ia menyebut kalau disekolahnya tidak pernah ada tindak kekerasan terhadap siswa oleh guru.
Apalagi sekolah tempat dirinya bekerja merupakan sekolah yang masuk kategori sekolah ramah anak. "Sejauh pengetahuan saya, kasus penganiayaan itu tidak ada,"ucapnya. Tapi ia membenarkan kalau memang ada guru bernama Kurdi yang saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar